Demi Belajar Daring, Anak Yatim Piatu Ini Rela Jualan Tisu Dan Pinjam Ponsel Tetangga
Proses pembelajaran daring yang ditetapkan oleh pemerintah menjadi sebuah problematika bagi anak siswa dan siswi yang tidak mempunyai ponsel sistem android yang sekarang ini menjadi sebuah media utama dalam pembelajaran di tengah pandemi virus corona.
Tak hanya anak-anak yang berada di daerah pelosok pedesaan saja yang kesulitan memeliki akses handphone yang berbasisi android, ternyata masih banyak sekali anak-anak siswa-siswi di tengah kota metropolitan yang kurang memiliki handphone android.
Lain halnya dengan Fitria Syam, siswa yang tinggal di Sabutung Baru, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar. Tidak memiliki Sebuah media pendukung seperti android namun bukan dia harus putus semangat tidak belajar dan bersekolah. Bagi Fitria Syam, belajar adalah paling utama yang harus ia kedepankan dalam proses pembelajaran secara daring, Fitria Syam bahkan setiap hari ia harus meminjam ponsel milik tetangganya.
Kekurangan Fitria Syam bukan hanya itu, selain meminjam HP milik tetangga, ia juga harus mengumpulkan uang untuk membeli paket internet setiap harinya.
Selain daripada itu semua untuk mendapatkan uang tersebut, Firia Syam harus rela berjualan tisu dan minuman ditengah panas nya matahari untuk mendapatkan biaya tersebut.
"Kalau mau ma belajar harus kah dulu cari uang jual tisu untuk beli kouta. Jual tisu dan minuman setiap hari tanpa libur. Kalau jam 8 pagi sampai jam 12 siang belajarkah dulu. Begituji kalau jam 1 mi pergima jualan sampai jam 10 malam, kadang sampai jam 11 malam baru pulangkah." kata Fitria dengan polosnya, Minggu (26/7)
Ia juga mengatakan jika hasil jualan tisu dan minuman tersebut, ia bisa mengumpulkan uang sebesar Rp 30 ribu setiap harinya kadang Rp. 10 ribu, ia juga mengungkapkan jika hasil jualan tisu dan minuman akan ia kumpulkan untuk membeli perangkat android untuk pribadinya.
Fitria juga mengakui bahwa ia mengakui sangat sulit dan malu-malu ketika harus meminjam Handphone setiap hari kepada tetangganya
" Malu kah saya rasa kak setiap hari pinjam HP tetangga belumpi itu kalau tidurki, susah sekali kurasa kodong," ujarnya dalam logat makassar.
Selain itu, Fitria mengakui jika pembelajaran daring banyak kekurangannya karena beberapa guru yang mengajarkannya cuman memberikan pekerjaan rumah (PR) tanpa ada penjelasan yang ia tidak mengerti.
"Biasa kalau belajar ma kurang ndak kutauki apa maksudnya guruku, jadi biasa kadang tidak masuk ki di otaku, makanya kurang mengerikah karena sedikitji na jelaskan guruku," ucap Tasya dengan logat makassarnya.
Selain itu, Fitria yang bercita-cita kelak nanti ia ingin menjadi anggota Polisi karenanya ia dengan serius dan bertekad ingin menbeli ponsel agar dapat belajar dengan serius saat pembelajaran daring.
"Niatku mau kah jadi Polisi nanti makanya saya serius cari uang untuk rencana mau beli HP dan bergabung sama teman-teman yang lain saat belar, saya berharap semoga pandemi ini cepat selesai kangen tonga kodong sama teman-teman sekolah mau ketemu" Ucap Fitria Syam denga Logat makassarnya.
Tim Manusia Merdeka mencoba mencari tahu tentang kedua orang tuanya dengan menanyakan tetangganya, ternyata Fitria Syam seoarang anak yatim piatu dengan 4 bersaudara, Ibu nya meninggal karena sakit stroke saat Fitria berumur 8 tahun, dan tak lama itu ayah nya juga meninggal karena kecelakaan saat bekerja, kini Fitria tinggal dirumah seadaanya ditemani dengan nenek nya yang sudah tua.
"Fitto nama samarannya itu, meninggalmi kodong kedua orang tuanya, mama nya meninggal karena sakit, Bapak nya kecelakaanki ditempat kerjanya, jadi ia tinggal sama adik-adiknya ditemani Neneknya" Ujar Tetangga Fitria dengan logat Makassarnya.
0 Response to "Demi Belajar Daring, Anak Yatim Piatu Ini Rela Jualan Tisu Dan Pinjam Ponsel Tetangga"
Posting Komentar